Penggunaan Lambang Kias dalam Tradisi Lisan Jambi
Abstract
Tradisi lisan Jambi diambang kritis. Istilah ini tepat digunakan untuk menggambarkan kondisi tradisi lisan di Provinsi Jambi yang mulai dilupakan. Tradisi lisan hanya ditampilkan ketika saat acara resmi, minimnya inventarisasi dan dokumentasi tradisi lisan, serta dalam pembelajaran sastra (terutama sastra lisan) di sekolah, guru hanya menyadur silabus dan materi dari internet. Misalnya, menyesuaikan dengan kearifan lokal yang dimiliki oleh daerah satu di antaranya tradisi lisan. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat terutama generasi muda tidak mengetahui dan memahami tradisi lisan daerahnya sendiri, terutama makna ungkapan dalam tradisi lisan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengungkap penggunaan simbol kiasan dalam tradisi lisan tradisional Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi. Data penelitian ini adalah tradisi lisan tradisional Jambi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan lambang kiasan dalam tradisi lisan Jambi dalam bentuk kalimat. Pertama, penggunaan lambang kiasan hewan didasarkan pada kedekatan dengan manusia. hewan sebagai sumber pangan, ekonomi, penolong dalam aktivitas, dan ancaman dianalogikan dengan kehidupan manusia. Kedua, penggunaan lambang kiasan tumbuh-tumbuhan didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan pangan, sumber pendapatan, dan sebagai pakan ternak serta kondisi wilayah agraris Jambi. Ketiga, penggunaan simbol kiasan manusia meliputi fisik, pengalaman batin, aktivitas, dan benda-benda di sekitar kehidupan. Pendayagunaan manusia: tubuh, jiwa, aktivitas hidup dan kehidupan.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24036/ls.v3i2.121
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Published by: