Gilo-gilo dalam Karya Sastra: Representasi terhadap Kota Semarang

Septian Rifki Sugiarto

Abstract


Gilo-gilo merupakan salah satu kuliner khas dan legendaris yang hanya dapat ditemui di Kota Semarang. Kuliner ini menjadi primadona dan sangat dekat dengan masyarakat selain karena sejarah panjangnya, juga lantaran harga jajananya yang relatif murah. Hal inilah yang menyebabkan gilo-gilo digambarkan dalam karya sastra tentang kehidupan masyarakat di Kota Semarang. Penelitian ini melacak bagaimana gambaran gilo-gilo dalam karya sastra. Sehingga, dapat dilihat bagaimana kaitan antara gilo-gilo dengan gambaran masyarakat Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan menggunakan analisis interpretasi dalam teknik analisis datanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ada tiga karya sastra yang membahas gilo-gilo, yakni cerpen “Slompret Kematian”, cerpen “Senja di Kauman”, dan lirik lagu “Semarang Ku Datang”. Penyebab masih minimnya penggambaran gilo-gilo disebabkan oleh kurangnya pengetahuan atau pengalaman pengarang terhadap kuliner ini, faktor pilihan pribadi pengarang, serta fokus dan pesan cerita. Gilo-gilo digambarkan sebagai kuliner yang dekat dengan masyarakat Kota Semarang dan banyak terdapat di sekitar Kampung Kauman. Keberadaan kuliner legendaris ini turut membantu dalam upaya pembentukan identitas kota, daya tarik wisata, meningkatkan ekonomi, dan mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan dalam masyarakat.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24036/ls.v5i1.297

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


    

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Published by:

FBS Universitas Negeri Padang

 

Web Analytics Made Easy - Statcounter Visitor Counter